Ebooks
Jaminan Mendapat Lailatul Qadar
Siapa yang tidak mau dijamin mendapatkan
Lailatul Qadar? Bayangkan, ibadah di malam itu lebih
baik dari pada ibadah sepanjang 1.000 bulan yang
tidak ada Lailatul Qadarnya.
Kalau dihitung-hitung secara matematis, itu
seperti ibadah sepanjang 83 tahun. Padahal umur
kita saja belum tentu mencapai kesitu. Tapi pahala
ibadahnya melebihi usianya. Siapa yang tidak mau?
Yang jadi masalah, ternyata tidak ada satu pun
teks Al-Quran atau pun hadits yang menyebutkan
secara pasti, Lailatul Qadar itu jatuh pada malam
yang mana dari Ramadhan. Nash-nash itu hanya
bicara tentang probabilitas atau kemungkinankemungkinan. Misalnya carilah di 10 malam terakhir,
atau carilah pada malam yang ganjil.
Tapi apakah dijamin bisa mendapatkannya, tidak
ada satu pun nash yang bisa menjaminkan hal itu.
Sehingga agak sulit bagi kita untuk bisa mendapatkan
keutamaan 1000 bulan.
Buku kecil ini akan memberikan beberapa analisa
dan kiat jitu bagaimana kita bisa mendapat jaminan
dari apa yang telah Allah SWT janjikan di dalam AlQuran itu. Tentu tidak mungkin Allah SWT
menjanjikan sesuatu, kalau tidak mungkin bisa
8
dilakukan. Tentu saja kita harus berhusnuzhzhan
kepada Allah, bahwa Dia tidak akan mempermainkan
kita dengan janji-janji pahala yang tidak mungkin kita
raih.
Lagian kita juga bukan malaikat yang tidak punya
kelemahan. Kita ini makhluk fisik yang punya
keterbatasan, bisa lelah, bisa bosan, bisa mengantuk,
bisa juga lapar, haus dan seterusnya. Maka kalaupun
Allah SWT menawarkan sebuah tantangan kepada
kita, tentu saja tantangannya bukan untuk para
malaikat. Tantangannya diberikan kepada kita, tentu
dengan sudah dipertimbangkan tingkat kemampuan
kita untuk mendapatkannya.
Kita manusia bukan hanya dibekali akal tapi juga
dibekali hawa nafsu. Kita berbeda dengan malaikat
yang tidak punya nafsu dan juga tidak berupa jasad
yang lemah. Buat para malaikat, sepanjang hidup
hanya sujud terus menerus, atau rukuk terus
menerus, sama sekali tidak ada masalah.
Sedangkan buat kita manusia, jasad-jasad yang
lemah serta full hawa nafsu, jelas tidak bisa
disamakan dengan para malaikat.
Tantangan untuk mendapatkan pahala ibadah
1000 bulan terbuka untuk manusia, bukan untuk
malaikat. Dan tantangan ini selalu terulang-ulang
setiap tahunnya.
Siapa yang saat ini sudah berusia 40 tahun
misalnya, maka dia sudah mendapatkan peluang
sebanyak 40 kali, atau kalau dikurangi masa sebelum
9
baligh usia 10-12 tahun, setidaknya peluang itu
sudah berkali-kali mampir di depan hidung kita .
Sayangnya hanya lewat begitu saja sia-sia dan
percuma, karena tidak tahu bagaimana cara
memanfaatkan peluangnya.
Sebenarnya jawabnya sederhana saja, kejar saja
malam Qadar itu pada tiap malam dari bulan
Ramadhan, sejak malam pertama hingga malam yang
terakhir, sepanjang 30 malam secara semuanya.
Dijamin pasti kita akan bertemu dengan malam yang
lebih dari seribu bulan itu.
Ibarat mencari seekor ikan dalam kolam, kita
tidak menangkapnya dengan tangan kosong, juga
tidak menggunakan alat pancing tetapi kita
menggunakan serokan atau jala. Kalau ditangkap
pakai tangan, ikannya akan lari kemana-mana.
Lalu apakah itu berarti kita harus melek terus tiap
malam selama bulan Ramadhan? Dan apakah itu
berarti harus terus menerus masuk masjid beri’tikaf
selama sebulan Ramadhan penuh?
Bagaimana nanti dengan kesehatan kita?
Bagiamana dengan pekerjaan kita? Apakah ekonomi
jadi harus berhenti gara-gara semua muslimin
berhenti beraktifitas ekonomi dan semua pada
masuk masjid untuk ibadah sepanjang waktu?
Apakah cara-cara macam ini sesuai dengan maqashid
syariah yang menjaga kemaslahatan kita?
Jawabannya silahkan teruskan baca buku ini
sampai selesai. Tidak banyak kok, hanya 40-an
10
halaman saja. Mungkin cukup 10-15 saja
membacanya dan selesai.
Intinya Penulis ingin menyampaikan pesan,
bahwa kalau kita menguasai ilmunya serta paham
kiatnya, maka kita akan mendapatkan banyak pahala
yang berlimpah, meski dengan upaya yang tidak
terlalu payah.
Berbeda dengan orang yang modal ibadahnya
hanya semangat saja, sementara ilmunya agak
lemot, boleh jadi dia akan habis-habisan ibadah,
tetapi yang didapatnya tidak sebesar yang didapat
orang yang ibadahnya dibekali ilmu.
No copy data
No other version available